Ketika cinta tertambat
hatipun menjadi terpikat
Padanya..........
Padanya ......
Yang memberikan arti kata
rindu
Yang selalu tersenyum setiap
mata ini melirik
Yang mengenalkan indahnya
kebersamaan
Yang mengajarkan berani
berkata benar
Yang sigap dalam segala
keadaan
Yang selau bersemangat
mengejar mimpi
Yang tak pernah terjebak
fantasi dan ilusi
Padanya........
Yang selalu ramah dalam
pergaulan
Yang selalu ringan tangan
membagi
Yang selalu menjadi sensasi
Yang selalu percaya diri dalam
bermacam situasi
Ah......Rindu apakah ini?
Disudut ini aku merekam
segala kebaikannya
Ah......Rindu apakah ini?
Yang selalu mencari berita
tentangnya
Yang selalu kangen senyumnya
Yang selalu ingat
nasihatnya
Rindu yang sangat dalam
Rindu yang tidak mungkin akan
hilang
Rindu yang tak terperi
Rindu yang akan terbawa mati
Karena dia adalah
Bidadari
Jiwa dan hatiku
Aku merindunya
Di sini dan
Selamanya
**********
Dara jelita berkacamata
bingkai emas. Duduk disudut RKU 3 sedang memegang sebuah hp dijarinya.
Pakaiannya selalu rapi dan wangi. Jilbab panjang polosnya berkibar di tiup
angin sore itu. Berkibar-kibar seperti bendera di atas tiangnya. Dia sedang menunggu
mata kuliah selanjutnya.
Aku mengenalnya 10 tahun yang lalu. Di pagi Sabtu sedang mengikuti
ospek di Jurusan kami. Keberaniannya menentang senior di hari pertama masuk
kuliah membuat ku tertarik memperhatikannya.
Aku tersenyum waktu itu,
luar biasa dia begitu bisikku. Ketika teman yang lain yang hanya membatu
ditempatnya masing-masing. Dia adalah fenomena baru. Aku langsung bisa menebak
karakternya tegas, tidak takut terhadap apapun jika dia merasa benar.
Seiring berjalannya waktu, sangkaanku ternyata benar adanya. Dia seorang
yang pintar, cantik, ramah, baik dan salehah. Semua komplit menjadi satu paket
yang sangat manis. Darinya aku mengenal Tarbiyah, kebersamaan dalam manisnya
iman, keberanian yang berlandaskan kebenaran, dan cinta yang tak boleh berbagi
selain padaNYA. Duniaku berubah setelahnya, tidak lagi kampus, buku dan tidur.
Lebih dari itu semua yang ternyata membuka mataku yang selama ini buta.
Aku kagum pada sosoknya, lembut dan santun serta selalu menjaga dalam pergaulannya.
Tidak kaku dan juga tidak gegabah. Senyumnya selalu terhias di sudut bibirnya.
Sapaanya selalu datang lebih awal jika bertemu dengan temannya. Kebaikan selalu
mengiringinya, dulu, sekarang hingga nanti. Doa ku selalu untuknya.
"Jinak-jinak merpati" itu labelku untuknya, Mudah ditemui tapi
tidak mudah untuk didekati terutama kaum adam. Selalu ada jurus menghalau
mereka dengan santun.
Tidak tau sejak kapan dia sudah masuk kedalam sudut hatiku, menempati
ruang tersembunyi disana dan mengirimkan sinyal ke otakku untuk menjadikannya
sahabatku. Orang yang selalu kuingat dimana pun dan kapanpun. Aku tidak
menolak, teringat sebuah firman : " Nikmat Tuhanmu yang manakah lagi yang
kamu dustakan.". Subhanallah, Sahabat dengan kebaikan seperti itu dimana
lagi akan kudapatkan.
Malam-malamku pun selalu
menyingsingkan waktu untuk mengingatnya. Sendiri tanpa yang lain, karena dia
adalah istimewa seperti namanya "IRA YUNISARI". ^_^
Jarak dan waktu telah memisahkan kami, ah......lama tidak bertemu
dengannya lagi. Apa kabarnya sekarang? Hanya sms dan fb jalur komunikasi
kami.
Ira dan saya |
Rindu itu begitu besar tadi malam pada semua sahabat-sahabatku
seperjuangan dulu hingga terangkai dalam kata cinta pada mereka. Tanya nya: Aku
tak dirindui? Jawabku : Dirimu istimewa cinta. Rindukupun istimewa, walau kau
tak tau seperti apa, tapi itu nyata. Umpamanya rindu itu titik hujan, tetesannya
selalu terukir namamu dulu hingga nanti. Mengirimkan dinginnya suasana di
tengah kelamnya dosa. Kau seperti matahari yang selalu bersinar terang, cinta.
Tetaplah bersinar dimanapun jejak mu tertambat terutama untukku selalu dan selamanya. :D
*******